Berita & Media

BERITA TERKINI

Steny Agustaf MC, Penyiar dan TV Program


Asuransi, Antara Edukasi dan Customer Needs


Meskipun lulusan Akuntansi, pria lajang ini menemukan jati dirinya sebagai MC, Penyiar radio dan presenter Televisi. "Steny Agustaf," ceria dan energik mencirikan setiap penampilannya. Kehandalan bahasa Inggris aktif menambah pundi-pundinya. Lima tahun sebagai pengajar Bahasa Inggris di LIA, saat ini dipercaya membawakan TV Program berbahasa Inggris di salah satu stasiun televisi swasta nasional di Jakarta. Sebelum menjadi Broadcaster di Cosmopolitan FM 90,4 ia juga Broadcaster di Hardrock FM. Dan kini sebagai Owner di Evio Productions, perusahaan yang memproduksi TV Program.

Di balik kesehariannya yang padat, Steny sadar bahwa kehidupan masa depan harus dirancang sedini mungkin. Salah satunya dengan asurasni. "Saya sadar asuransi 5 tahun terakhir. Asuransi ibarat payung. Kita tidak tau kapan turun hujan, tapi kita beli saja dulu payungnya. Tutur owner Evio Production ini tentang asuransi. Keluarga? Beberapa sudah memiliki polis asuransi. Di balik itu ia mengakui orang Indonesia umumnya belum familiar asurasni. Inilah tugas industri asuransi. "Orang Indonesia harus lebih mengerti asuransi." Steny Agustaf memulai perbincangan dengan redaksiMutual beberapa waktu lalu.

Bangun masa depan

Selain pemahaman asuransi masyarakat Indonesia masih kurang, menurut Steny mereka tidak mau kehilangan uang, tidak mau membeli sesuatu yang intangible, sesuatu yang tidak berwujud. Padahal asuransi itu adalah sebuah produk yang penting, proteksi kan jaminan banget. Mereka yang belum paham manfaat asuransi bertanyatanya "Nanti uangnya hilang ngak?"

Sebelum memutuskan masuk asuransi, Steny mempelajari seluk beluk asuransi terlebih dahulu, bicara dengan beberapa teman bahkan konsultasi dengan financial planer. "Intinya, Asuransi adalah investasi sekaligus membangun masa depan. Kita tidak mau terjadi sesuatu dalam diri kita, sehingga akhirnya produktivitas kita terhambat. Kita tidak mau tiba-tiba kehilangan sejumlah dana yang telah susah payah didapatkan hanya karena sakit atau terkena musibah." Katanya. Solusi menjalani hidup tanpa beban menurut ia adalah asuransi. Setelah melakukan survey kecil-kecilan dan mempelajari karakteristik beberapa produk asuransi, mengetahui plus minusnya, akhirnya Steny memutuskan membeli asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan asuransi mobil.

Bangun awareness

Perkembangan asuransi di Indonesia menurut Steny semakin meningkat. Support industri asuransi terhadap perkembangan ekonomi Indonesia menurutnya cukup besar. "Yang penting awareness asuransi itu harus dibangun bersama oleh para perusahaan asuransi. Dan, tugasnya pertamanya adalah mengedukasi masyarakat, bukan sekadar mencari income saja.

Saat ini trendnya customer centric. Apapun produk dan jasa yang ditawarkan berawal dari kebutuhan konsumen. Bukan memasarkan produk yang belum tentu dibutuhkan orang. Oleh karenanya, selain edukasi asuransi, perusahaan sebaiknya piawai menggali customer needs calon konsumen.

Duduk berhadapan, ngobrol, layaknya sahabat. dengarkan dan pahami kebutuhan mereka. Listening itu sama penting dengan speaking. Selanjutnya, fikirkan untuk menawarkan produk yang mereka butuhkan. Jangan asal menjual padahal mereka tidak membutuhkan. Capek doang, kasian customer juga. Dia butuh besar dikasih kecil, butuh kecil dikasih besar. "Saya nggak butuh sebesar itu misalnya, urainya.

Banyak cara untuk melakukan edukasi. Mengadakan event off air misalnya. mengundang target audience ke sebuah acara yang menghadirkan narasumber yang kompeten. Jelaskan manfaat asuransi sedetil mungkin, mulai dari A sampai Z." Lebih baik lagi jika menghadirkan pemegang polis untuk share pengalamannya berasuransi. Mungkin akhirnya mereka sadar, "Oh iya ya, nanti kalau saya sudah cape-cape nyari uang, uang saya hilang karena saya harus bayar biaya rumah sakit, kan sayang.

Salut untuk 100 tahun

Meskipun penanyangan iklan Bumiputera relative sedikit, menurut Steny beberapa temannya komentar positif tentang pelayanan Bumiputera. Apalagi dengan 100 tahu ini. Saya lihat nilainya mahal banget, 100 tahun berkarya dan trisula nya itu hadir dari ideologi besar tiga orang besar. 100 tahun bukan main-main, ini bisnis luar biasa, Kalau tidak serius, 5 tahun saja sudah ditinggalkan orang. Kseseriusan Bumiputera inilah yang harus dilihat sama masyarakat Indonesia.

Bumiputera jangan pernah berhenti mengedukasi Indonesia. Mungkin saat ini baru 7% masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi. Mudah2an dengan expertis pengalaman yang 100 tahun ini, Bumiputera bisa membuat masyarakat Indonesia lebih sadar akan pentingnya asuransi. Semua itu, nilai-nilai luhur dan mulia yang akan nempel terus di Bumiputera. ***

 

Primra Fakhda & Rangga Wisnhu

Kembali ke halaman sebelumnya

 

Kembali ke atas