Berita & Media

SIARAN PERS

Panen Pisang di Bromo Marathon


Jakarta (2/9) - Ribuan pisang sudah siap menyambut Bumiputera Bromo Marathon tahun 2014. Kegiatan ini akan digelar 7 September mendatang, dengan mengambil start dan finish di Wonokitri, Pegunungan Tengger. Lantas mengapa kegiatan lari identik dengan buah pisang?

"Pisang memang sering dijumpai di kegiatan lari, tidak hanya di Bumiputera Bromo Marathon. Khusus untuk kegiatan ini, panitia sudah menyiapkan water station dan food station, setiap 3 KM. Dan memastikan asupan nutrisi yang cukup saat lari itu sama pentingnya dengan lari itu sendiri", jelas founder sekaligus co-director Bromo Marathon, Dedik Kurniawan.

Ketika melakukan aktivitas lari yang menguras energi, peserta harus tetap menjaga stamina hingga di garis finish dan saat pemulihan pasca lari. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah minum air mineral untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, atau makan pisang. Pada tiap 100 gram buah pisang terkandung sekitar 136 kalori, yang dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat, sehingga setelah mengonsumsi pisang tubuh terasa segar kembali.

"Bagi yang belum pernah mengikuti kegiatan ini dan penasaran ingin merasakan rasa buah pisang di Bumiputera Bromo Marathon, dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tidak hanya sebagai peserta, relawan tetapi juga sebagai penonton", ajak Direktur SDM dan Umum Bumiputera, Prasetya M. Brata di kantor Bumiputera, Selasa (2/9).

Gelaran Bumiputera Bromo Marathon kini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Bromo. Antusiasme menyambut kegiatan ini juga berasal dari masyarakat setempat hingga pemerintah daerah setempat.

Setelah bertanding, peserta juga bisa berwisata belanja buah-buahan maupun sayur-sayuran hasil panen penduduk asli Bromo. Buah dan sayur bisa jadi oleh-oleh sehat khas Bromo Marathon bagi keluarga dan sahabat. Kualitas buah dan sayur di daerah ini juga terjamin baik karena langsung dipanen", tambah Brata.

Dari wisata olahraga, dampaknya meluas pada peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Tak heran jika, tanpa diminta pun masyarakat ikut aktif mendaftar sebagai relawan, mulai dari menunjukkan arah, membagikan minuman, hingga mencatat waktu pelari di garis finish. Peserta bahkan dapat merasakan kehangatan dan sambutan dari masyarakat Tengger yang setia menunggu pelari yang melintas di rute-rute yang dilalui pelari.

"Panitia juga menyediakan trash bag di setiap jalan. Meskipun, ada panitia khusus yang memang disiapkan untuk membersihkan sampah pasca kegiatan, peserta tetap dihimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan membuang kulit pisang maupun gelas air mineral di tempat ini. Ini sekaligus merupakan wujud komitmen kami untuk ikut menjaga kebersihan di tempat wisata ini", tambah Dedik.***

 

Kembali ke halaman sebelumnya

 

Kembali ke atas