Berita & Media

BERITA TERKINI

100 Tahun Bumiputera, Kredibilitas & Komitmen yang Luar Biasa


Totok Azhariyanto - Direktur PT Bhakti Energi Persada (BEP)

Redaksi Mutual berkesempatan mewawancarai seorang profesional di bidang pertambangan, yakni Totok Azharyanto. Ditemui disela-sela jam sibuknya beberapa waktu yang lalu, pimpinan PT.Bhakti Energi Persada (BEP) ini menggambarkan dinamika dunia pertambangan, obsesinya, perkembangan asuransi dan kenapa ia pilih Bumiputera sebagai asuransi jiwanya.

Bagaimana cerita awal karir bapak?

Saya menyelesaikan kuliah pada tahun 1987, kemudian setelah itu masuk dan bekerja di Utah (orang mungkin lebih mengenalnya Arutmin) selama 7 tahun. Selama di Arutmin ini saya mengalami 2 kali pindah kepemilikan, yaitu saat dibeli oleh PSP kemudian dibeli lagi oleh Bumi Resources. Setelah 7 tahun disana, saya keluar dan masuk ke Pama (anak perusahaan United Tractors) selama 2 tahun, kemudian saya masuk ke Mc Manz Australia pada tahun 1996 sampai 2001. Tahun 2001 saya pulang ke Indonesia dan bergabung bersama Berau Coal di Kabupaten Berau sampai April 2007 bertindak sebagai dewan direksi.

Menjadi dewan direksi membuat saya berpikir harus ada pergantian manajemen nantinya setelah saya tidak lagi menjabat dan harus ada suksesor karena kalau tidak ada yang bisa melanjutkan kesuksesan perusahaan ini maka akan berdampak buruk bagi perusahaan. Akhirnya saya bisa mendapatkan pengganti saya. Umurnya 38 tahun beda 5 tahun sama saya yang berusia 43 tahun. Saya berpikir begini, "Kalau dia nungguin saya pensiun yaitu saat usia 55 tahun dan perusahaan sedang growing, kasihan dianya nanti untuk fighting melanjutkan pertumbuhan perusahaan". Sekedar info karyawan yang tercatat di perusahaan kami berjumlah 4000 orang sudah termasuk kontraktor. Ketika kami keluar dan tongkat estafet manajemen diserahakan kepada yang baru. Hasil produksi kita naik terus hingga sekarang menjadi terbesar ke-4 di Indonesia. It's Good artinya company growing...

Saya juga pernah bilang gini, "Bila di daerah pertambangan masyarakatnya komplain mengenai kegiatan operasional pertambangan kita dan menghentikannya. Mari kita berpikir bila ada di posisi mereka. Masyarakat pedalaman yang tinggal di hutan dan mencari nafkah di situ lokasinya kita bongkar wajar mereka marah. Kalau kita jadi mereka kita marah juga gak rumah kita dibongkar?" Mari posisikan diri kita untuk melihat mereka adalah bagian dari kita juga bukan sebagai orang lain. Ketika kita mengelola kekayaaan negara apa yang sudah kita perbuat untuk masyarakatnya dan kita perbuat untuk daerahnya. Saat kita datang ke daerah tersebut dan tidak terjadi perubahan apa-apa, tidak ada poinnya kita datang kesana. Kita harus memberikan yang terbaik juga bagi masyarakat dan daerahnya, semacam simbiosis mutualisme.

Menarik sekali pak prinsip bapak dalam bekerja di dunia pertambangan. Kalau boleh di ceritakan sejak kapan bapak di Bhakti Energi Persada?

Di Bhakti Energi Persada pada tahun 2008. Pada tahun 2007 saya keluar terus menjadi independent consultant buat bank-bank di Indonesia. Karena Indonesia belum terbiasa dengan investment tambang di bank-bank dan lebih banyak bank-bank dari luar yang bermain di sini. Selama setahun menjadi independent consultant, saya bergabung dengan Bhakti Energi Persada pada tahun 2008, terus mulai running sampai akhir tahun 2010 menyiapkan pertambangan yang di Kutai timur.

Itu tadi mengenai awal karir bapak hingga sekarang, sedangkan Pertama kali kenal bumiputera sejak kapan pak?

Seingat saya 15 tahun yang lalu setelah saya nikah pada tahun 1996. Waktu itu saya berpikir, dari awal perusahaan asing tempat saya bekerja yang namanya insurance sudah diperkenalkan kepada para pekerjanya karena sudah menjadi standar bagi para pekerja. Dan waktu itu juga kerjaan saya lebih banyak di luar rumah daripada di rumah.

Waktu untuk travelling lebih banyak dibandingkan waktu di rumah. Dan saya mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang di luar perkiraan bila terjadi apa-apa. Karena alasan itu saya berkenalan dengan Bumiputera dan hampir jalan 16 tahun sampai saat ini. Insurance itu kan akan menjadi suatu kebutuhan kita karena kita tidak akan pernah tahu kedepannya seperti apa.

Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana perusahaan asuransi berlomba bagaimana mengemas produk-produk menjadi lebih menarik. Dan yang saya lihat Bumiputera solid sampai sekarang. Kalau boleh saya kasih masukan adalah bagaimana mengemas produknya terus kemudian mempunyai kelebihan dalam hal komunikasi. Kita bisa lihat insurance asing yang ada di Indonesia mempunyai kelebihan dalam hal komunikasinya, contoh sederhana ketika saya masuk insurance asing contohnya AXA, saya bisa anytime lihat produk dan nilai insurance saya setiap hari via telpon atau via internet.

Buat para calon customer yang dilihat bukan nilai dari asuransi terebut, tetapi bagaimana insurance company tersebut showing ke mereka. Ini loh penampilan insurance perusahaan tersebut, bagaimana kami menjagai investment dan insurance anda. Nah menurut saya kedepan dunia customer akan mengarah ke sana dan ini akan menjadi tantangan, dan itu tidak akan mudah punya sistem seperti itu karena merubah semua sistem secara keseluruhan dan memakan biaya mahal.

Saya juga pernah mengalami perubahan manajemen seperti itu, ketika saya mau buat manajemen seperti itu di Berau Coal butuh waktu sampai 3 tahun kita bisa buat company system seperti itu sehingga anytime kita bisa tahu sehat apa gak sih perusahaan kita. Bisa bayangkan ketika saya masuk revenuenya 80 juta dollar setahun, ketika saya keluar revenuenya menjadi 700 juta dollar pertahun. Artinya gini, kita ambil revenue yang 80 juta dollar pertahun, jika dibagi 300 berarti dalam satu hari revenuenya 200 ribu dollaran. Bila manajemen salah dan telat dalam pengambilan keputusan dalam satu hari maka perusahaan akan merugi sekitar 200 ribu dan bisa bayangkan kalau pendapatannya mencapai angka 700 juta dollar pertahun kerugian materi yang kita alami berapa banyak. Itulah yang mendorong saya mempunyai sistem manajemen seperti itu, begitu ada sistem opersional yang tidak "sehat" bisa langsung kelihatan. Kita selalu menekankan begini, Tambang itu beda attitude dengan mesin atau listrik. Listrik begitu ada masalah konslet mati bisa langsung diketahui, lalu dibenerin pasang sekring nyala lagi seperti semula, prosesnya mudah dan cepat. Kalau tambang terjadi kesalahan tidak kelihatan, baru terlihat setelah 30-40 hari kerja dan ongkos memperbaikinya mahal, oleh sebab itu perlu di pasang indikator kesalahan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan seperti itu.

Sama dengan dunia insurance, customer akan mengarah kesana, customer akan melihat performance masing-masing perusahaan. Bumiputera menurut saya bagus, bisa bertahan selama seratus tahun bukan hal yang mudah bisa melewati begitu banyak sejarah. Itu menunjukkan kredibilitas dan komitmen yang luar biasa karena kalau tidak ada kedua hal tersebut sudah dari dulu jatuh. Cuma yah Bumiputera tidak boleh lengah sebab perusahaan lain mulai berinovasi dengan ide-ide yang baru. Belajarlah pengalaman dari perusahaan sebelumnya, contoh pada tahun 70-80an di Sumatera ada PO Bus yang merajai Sumatera namanya "Cak Macan" punya orang Jambi, PO Bus ini mengalami kebangkrutan pada tahun 80-an karena masuknya bus-bus Jepang. Perusahaan bus dari Jepang ini mengeluarkan inovasi baru, disaat bus-bus yang beroperasi di Indonesia masih menggunakan bahan bakar bensin, bus dari Jepang hadir dengan menggunakan bahan bakar solar yang jauh lebih irit. Maka tak heran perusahaan bus ini hancur kalah saing. Dia gak sadar karena lawannya sudah bermain lebih efisien.

Untuk itu saya selalu bilang "Working Hard perlu, but working smart juga perlu. Satu lagi yang menjadi nilai tambah, advertising juga harus dimiliki karena advertising yang bagus berguna untuk setiap orang melihat perusahaan kita. Contoh kecilnya ketika orang online, searching perusahaan dan ternyata gak ada, masyarakat akan beranggapan, "jadul nih perusahaan", tetapi kalau ada pas kita searching akan menjadi nilai plus bagi perusahaan, "wah perusahaan ini ada loh", walaupun belum tentu kualitasnya bagus.

Mempertahankan perusahaan seperti ini tidaklah mudah, karena yah itu tadi harus memiliki komitmen, punya value, dan budaya. Penting bagi perusahaan memiliki value karena ketika perusahaan tidak memilki hal tersebut sulit untuk survive. Saya juga yakin jika ada valuenya yang tersenggol sedikit, pasti ditendang karyawan tersebut karena menyangkut trust bagi peerusahaan jasa seperti ini. Saya juga belajar banyak dari bumiputera bagaimana menjaga valuenya, yang menginspired untuk arahnya selalu sama, misi visinya selalu terjaga terus. Bumiputera menurut saya service bagus, pure Indonesia, dan berharap bisa survive.

Bapak sendiri punya berapa asuransi kalo boleh tahu?

Kalo dari company sendiri memberikan 2 asuransi, kesehatan dan kecelakaan kerja kita dapat. Kalau yang pribadi selain Bumiputera saya ada AXA ada Niaga karena ada layanan bankingnya. Selebihnya paling yang standar-standar aja seperti asuransi mobil, tetapi kalau untuk asuransi jiwa yah Bumiputera.

Bagaimana perasaan bapak dengan produk yang kami tawarkan saat bapak pertama kali ikut di Bumiputera dan ternyata bapak dapat cash back?

Saya mikir berani juga Bumiputera ‘ngasih cash back seperti ini, even ini adalah suatu a good marketing point buat orang-orang, Cuma problemnya buat saya adalah Bumiputera advertisingnya kurang, kalau saya bandingkan yang namanya AXA unbelievable advertisingnya. Menurut saya ketika advertisingnya tidak bagus maka tidak ada orang yang tahu. Contohnya yah seperti program cash back ini, saya baru tahu ketika Pak Marimin bilang ada program ini.

Oleh karena itu agar selalu sukses dan survive kegiatan advertisingnya harus dibenahi. Opini masyarakat harus dibangun dan ini adalah lahannya dari public communication perusahaan Bumiputera, ketika perusahaan mau menjadi besar, dia mau terbuka atau tidak. Semua rata-rata pertarungan di pasar itu ‘kan tentang bagaimana membuat opini di masyarakat, ngebranding ‘kan sama aja dengan membuat opini.

Itulah yang menjadi challenge Bumiputera ke depannya. But bahwa company ini bagus yah saya akuin itu, seratus tahun masih berdiri itu ‘gak gampang. Saya megang 12 tahun menjadi direksi di perusahaan pernah ‘ngerasa ini company kaya ‘gak ada rohnya, maka jika dibandingkan dengan Bumiputera yang hampir mencapai 100 tahun saya takjub dan 100 tahunnya ini pun sehat tidak sedang sakit. Saya berharap walau tidak sedang kenapa-kenapa jangan lantas berpangku tangan, tetaplah mengeluarkan inovasi terbaru karena perusahaan asing sebagai lawannya "gendheng-gendheng". Seperti saran saya tadi bagaimana mempunyai sistem komunikasi yang bagus terhadap customer dan orang lain. Karena jika orang lain dan customer melihat perusahaan kita, mereka bisa beropini "They have a good employe", Dia punya karyawan yang baik yang mengelola uang saya, "I trust with them". Keterbukaan itu yang berdampak positif bagi kita.

Saya yakin orang Indonesia ke depannya akan mengarah ke dunia insurance, semua orang akan menjadikan hal itu menjadi kebutuhan. Jika dulu masyarakat menganggapnya asuransi adalah luxury. Maka kedepan semua orang akan membutuhkan itu. Kalau dulu ketika kita punya kelebihan dalam hal materi yah kita berasuransi yang menjadi pilihan saat itu adalah asuransi kesehatan dan pendidikan. Nah berkembang dari pengalaman terdahulu, orang bisa hidup di Indonesia jika dia sehat dan pintar. Kedua hal tersebutlah yang akan mendorong dunia asuransi akan dibutuhkan.***rizky

 

 

Kembali ke halaman sebelumnya

 

Kembali ke atas