``HARI ini kemunculan saya yang pertama pasca operasi jantung dua minggu lalu. Sebuah cincin bersarang di dada saya untuk menyelamatkan jiwa saya yang hampir `modar.`
Alhamdullah, operasi berjalan lancar dan saya bisa berada di tengah Bumiputera tak lain adalah karena cinta dan berkat saya pegang polis Bumiputera,`` kata Butet Kertaradjasa, memulai penampilannya membacakan sejumlah puisi pada resepsi HUT-98 Bumiputera, 12 Februari 2010.
Alhamdullah, operasi berjalan lancar dan saya bisa berada di tengah Bumiputera tak lain adalah karena cinta dan berkat saya pegang polis Bumiputera,`` kata Butet Kertaradjasa, memulai penampilannya membacakan sejumlah puisi pada resepsi HUT-98 Bumiputera, 12 Februari 2010.
Lewat penampilannya yang khas, Butet menghidupkan suasana Ballroom Puri Agung Sahid Jaya Hotel, Jakarta tempat terselenggaranya peringatan HUT. Butet membacakan sejumlah puisi ciptaan karyawan Bumiputera dengan kepiawaiannya menirukan aksen beberapa petinggi negeri ini. Ditemui usai acara, Butet berbagi kisah dan pengalamanya sebagai pemegang polis Bumiputera. Ia juga mengemukakan gagasan untuk kemajuan Bumiputera. Yuk, simak petikan wawancaranya. Sejak kapan kenal Bumiputera? Kenapa memilih Bumiputera? Kesan Anda sebagai pemegang polis Bumiputera? Bumiputera di tengah persaingan? Ide Anda untuk menarik orang awan berasuransi? Masih ada orang mampu yang enggan berasuransi, menurut Anda? Agen asuransi terkesan mendesak calon nasabah. Pendapat Anda? Support pemerintah untuk penyadaran asuransi di kalangan masyarakat? Asuransi bagi masyarakat kurang mampu? Asuransi asing lebih menarik dari pada lokal, menurut Anda? Pilih mana, pemasaran asuransi melalui internet atau personal touch?
Saya pemegang polis Bumiputera Jogja untuk anak saya yang kedua dan ketiga sejak mereka kecil. Saat ini, si bungsu kelas satu SMA, yang kedua duduk di Perguruan Tinggi, dan si sulung sudah tamat kuliah. Selain asuransi pendidikan, akhir-akhir ini, saya lebih konsen pada asuransi kesehatan.
Saya tertarik karena Bumiputera merupakan ekonomi kerakyatan. System mutualnya menjadikan pemegang polis sebagai owner pemilik perusahaan. Ini merupakan konsep kepemilikan yang menarik, yang membedakan Bumiputera dengan perusahaan asuransi lain di Indonesia.
Pelayanan Bumiputera cukup baik.
Sebaiknya Bumiputera tetap mempertahankan dan mengembangkan konsep ekonomi kerakyatan yang menjadi ciri khasnya.
Asuransi kan bisnis kepercayaan. Jangan sampai agen-agen memberikan pelayanan buruk, karena akan mengecewakan dan merusak kepercayaan masyarakat yang sudah ada. Pelayanan terbaik merupakan investasi penting bagi perusahaan jasa keuangan, tak terkecuali Bumiputera.
Berarti orang tersebut bukan manusia modern. Karena manusia modern bisa mendisain planning keuangannya dengan baik, termasuk membeli polis asuransi. Asuransi tidak hanya untuk jiwa, kendaraan, problem kesehatan merupakan sesuatu persoalan yang pasti akan terjadi. Namun kita tidak tahu kapan waktunya. Sebagai manusia modern, kita harus melakukan antisipasi.
Agen mendasak? Keliru. Seharusnya, agen mengedukasi, bukan mendesak orang untuk membeli polis. Agen sebaiknya tidak memberikan iming-iming yang berlebihan, melainkan penjelasan yang realistis dan jujur. Orang membeli polis sebaiknya bukan karena desakan, tapi karena inisiatif mereka. Seperti saya. Saya membeli asuransi karena inisiatif sendiri. Saya teredukasi oleh program. Agen datang kepada saya untuk menjelaskan program, karena saya telah paham asuransi.
Pemerintah sebaiknya memberikan polis kepada pegawainya, langsung dari pengurangan gaji secara otomatis. Seperti askes (Asuransi Kesehatan) lumayan bisa membantu.
Kalau pemerintahnya benar otomatis bisa. Lembaga sosial yang dikelola pemerintah misalnya, membelikan polis asuransi untuk masyarakat. Di beberapa kabupten di Indonesia, dengan otonomi daerah, ada bupati yang membelikan polis untuk masyarakatnya. Misalnya asuransi kesehatan. Karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Yah, semua itu tergantung eksekutifnya, tergantung daerahnya. Apakah pemerintah mempunyai kebijakan yang menguntungkan rakyat?
Saya tidak melihat asing atau lokal. Tapi, pertama-tama adalah pelayanan dan kejujurannya. Asuransi asing belum tentu lebih baik. Asuransi lokal tidak kalah dengan asing jika diperhatikan pelayanannya.
Saya pilih personal. Di Indonesia, pemasaran asuransi di internet belum menjadi culture, nanti susah klaimnya. Harus dibuktikan dulu. Jika suatu saat nanti, pembelian polis dan klaim asuransi sudah menjadi culture dan bisa dipercaya, saya sih oke. Tapi, sekarang belum terbukti kan?
Primra Fakhda