Berita & Media

BERITA SELEBRITI

Iwet Ramadhan - Presenter dan Penyiar Radio. Hanya Bumiputera yang Mengerti Karakter Orang Indonesia


Apa maunya orang Indonesia, bagaimana keinginan dan kemampuan orang Indonesia, hanya orang Indonesia yang lebih tahu, ya, hanya orang Bumiputera yag lebih tahu.

KACAMATA merupakan aksesori wajib yang menjadi ciri khas penampilan presenter dan penyiar radio kondang, Iwet Ramadhan. Bungsu dari tiga bersaudara kelahiran Yogyakarta, 24 Juli 1981 ini telah sembilan tahun malang melintang di dunia broadcast. Iwet, begitu ia biasa disapa, berdarah campuran Jawa-Padang dari pasangan kolonel Sujudiman Saleh dan Fauziah.

Di sela kesibukannya sebagai penyiar radio, presenter, sampai pengajar broadcasting, tidak mengurangi kencintaanya pada budaya tradisional Indonesia. Baru-baru ini, ia meluncurkan "TikShirt," batik yang diaplikasikan pada kaos. Bisnis baru Iwet ini bisa di jumpai di level one Grand Indonesia. Sarjana arsitektur ini ingin memperkenalkan, mempopulerkan, sekaligus melestarikan batik tradisional dengan caranya sendiri. Di dalam Tikshirt Concept Store, pengunjung berada dalam suasana sangat modern, tapi kental spirit budaya tradisional Indonesia. Mereka bisa belajar tentang motif kain tradisional Indonesia, arsitektur vernakuler, tata karma, kuliner, dan semua hal yang berhubungan dengan kebudayaan tradisional Indonesia.

Sekarang tinggalkan Iwet dengan segudang kesibukannya, beralih ke asuransi. Dukungannya pada esksistensi Bumiputera sebagai asuransi asli Indonesia merupakan bukti kecintaannya yang lain pada bangsa ini. Konon, Bumiputera sangat berkesan bagi Duta PBB untuk Kampanye "Millennium Development Goals (MDGs)" ini. Seperti apa? Ikuti petikan wawancaranya.

Seberapa penting arti asuransi bagi Anda? 
Asuransi itu penting sekali. Terutama kalau dibawa ke aku yang bukan pegawai. Penyiar radio itu hitungannya part-timer. Sebagai pekerja kreatif yang tidak punya institusi yang bisa menjamin, asuransi merupakan keharusan yang bisa menjamin. Bicara asuransi, artinya bicara proteksi. Mulai dari kesehatan, jiwa, harta maupun benda. Kita tidak mau ya, capek-capek kerja, ternyata hasilnya habis untuk kesehatan doang. Atau, kalau ada apa-apa pada diri kita, ternyata tidak ada yang menjamin keluarga kita.

Tahu orang tua Anda pemegang polis Bumiputera? 
Ini ceritanya menarik sekali. Aku kenal Bumiputera sejak kecil, sekitar usia 4 tahun. Karena mama dan papa sudah mempercayakan asuransi pendidikan kami kepada Bumiputera. Aku ingat banget. Setiap bulan ada orang Bumiputera datang mengendarai vespa. Mama aku sudah akrab dengan petugas itu. Belakangan aku tahu, ia datang mengambil premi.

Bagaimana Anda melihat Bumiputera di tengah persaingan yang semakin ketat? 
Sebenarnya gini. Bumiputera itu seharusnya tetap dan akan menjadi asuransi nomor satu di Indonesia. Kenapa? Karena biar bagaimanapun hanya orang Bumiputera yang mengerti seluk beluk dan karakter orang Indonesia. Apa maunya orang Indonesia, bagaimana keinginan dan kemampuan orang Indonesia, hanya orang Indonesia yang lebih tahu, ya, hanya orang Bumiputera yang lebih tahu.

Pengalaman Anda atau keluarga dilayani Bumiputera? 
Selama ini lancar, aman, tidak ada permasalahan apapun. Pelayanannya bagus. Mungkin karena dilayani oleh agen yang bagus juga. Dan, karena memang mengikuti aturan dan rambu-rambunya asuransi sesuai yang berlaku.

Asuransi biasanya dipasarkan oleh agen, bagaimana jika dipasarkan di intrnet. Anda pilih yang mana? 
Lewat internet tidak masalah. Karena setiap orang saat ini telah terhubung dengan internet. Lewat social media network lain? Mungkin bisa. Tapi, menurut saya, asuransi tetap butuh personal touch. Orang masih butuh bukti nyata. Siapa sih orang yang akan menjamin saya? Tak jarang, mereka ingin tahu orang atau institusi di balik media maya. Aku rasa masih butuh sosialisasi yang lebih intens agar asuransi bisa di pasarkan melalui internet.

Saran untuk Bumiputera 
Pertama, pahami karakter orang Indonesia sebagai nasabahnya. Seterusnya, walau bagaimanapun sosialiasi itu penting. Meskipun sudah ada iklan atau promosi. Itulah bentuk komunikasi antara Bumipuitera dengan para nasabahnya dan masyarakat.

Pernah merasakan manfaat asuransi? 
Sudah pernah dulu waktu sekolah oleh mama saya. Saya sendiri belum. Sekarang saya punya polis sendiri. Tapi asuransi kesehatan malah belum punya. Terakhir sakit harus bayar sendiri, obat lumayan mahal ya? Saya berfikir, ingin masuk asuransi kesehatan.

Rencana dan obsesi Anda ke depan? 
Pertama ingin eksis di dunia entertainmen. Kedua, ingin mengembangkan usaha "Tikshirt." Bisnis ini tidak mencari keuntungan. Aku hanya ingin modalnya kembali. Keuntungannya akan aku serahkan kepada lembaga sosial yang menghandel pendidikan anak yang kurang mampu. Bagi aku, bangsa ini akan maju apabila anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak.

Kenapa batik? 
Sebagai orang Indonesia asli, mama yang mengenalkan aku pada karya anak bangsa seperti batik, songket, dll. Saat ini aku ingin anak muda juga bangga pada budaya bangsa sendiri dengan mengenakan batik. Tapi konsepnya disesuaikan dengan selera anak muda (17-30 tahun). Mereka sangat modern, berpikiran sangat terbuka, cinta bangsa, tapi tetap peduli pada budaya tradisional.

Primra Fakhda

Kembali ke halaman sebelumnya

 

Kembali ke atas